Selasa, 25 November 2008

Relokasi Harus Segera Dilakukan


TIRTAJAYA - Kepedualian Anggota DPRD Karawang Komisi D dari Fraksi PDIP Karawang, H. Tono Bahtiar terhadap warga Dusun Sarakan Desa Tambaksari memang tidak tanggung-tanggung, setelah dirinya beserta jajaran Pengurus PDI P Karawang mengunjungi langsung ke lokasi bencana serta memberikan bantuan, saat ini dirinya tengah mengusahakan untuk mencarikan lahan relokasi warga Dusun Sarakan yang digilas gelombang laut.
kepada Pasundan Ekspres, dirinya menuturkan kekecewannya terhadap Perhutani yang seolah menolak warga Sarakan menempati tanggul- tanggul di 500 meter dari pantai untuk dijadikan pemukiman baru, yang secara geografis lahan pertanian tersebut sangat ideal untuk tempat relokasi warga Dusun Sarakan.
menurut Tono Bahtiar, keselamatan warga lebih utama dibanding bisnis Perhutani yang selama ini menyewakan lahannya pada petani ikan bandeng "warga Dusun Sarakan tidak bisa menunggu lebih lama lagi dengan bertahan di tempat semula, dan Perhutani harus mengizinkan lahan tersebut digunakan untuk relokasi, pasalnya ini permasalahan keselamatan jiwa warga Dusun Sarakan" tegasnya. bencana tersebut terjadi seminggu lalu sebanyak 44 kepala keluarga (KK) atau 220 jiwa usik warga Dusun Sarakan, Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya dibanjiri air laut pasang akibat pemanasan global dan perubahan iklim lainnya di laut yang mengakibatkan sebanyak 44 KK tersebut terancam jiwanya, bahkan mereka takut jika harus tetap tinggal di pesisir pantai yang tidak aman karena banjir Rob tersebut semakin menghancurkan pemukimannya dan mengancam keselamatannya, dengan keadaan tersebut mereka meminta pemerintah untuk merelokasi pemukiman mereka di tempat yang aman. Dan satu-satunya tempat yang dimaksud adalah di 500 meter dari pantai, yaitu di lahan Perhutani. lebih lanjut dikatakan Tono Bahtiar, lahan yang akan digunakan relokasi pemukiman warga Sarakan tidak akan mengganggu lahan perhutani, karena warga memilih posisi di tanggul-tanggul Sungai Sarakan. Jadi, tanggul itu diarug, ditinggikan dan dilebarkan dengan alat berat beko. Dan warga tidak membutuhkan lahan yang luas, apalagi jika harus membuka lahan hingga puluhan bahkan ratusan hektar, tapi cuma mendirikan rumah di tanggul-tanggul Sungai Sarakan. "Saya lihat, selama ini pemerintah hanya mengucurkan dana pada Perhutani untuk menjalankan program pemulihan terhadap konservasi hutan mangrove, tapi realisasinya belum kelihatan" tukasnya. dikatakan Tono Bahtiar juga, untuk menuntaskan soal pemulihan hutan bakau di pesisir pantai Karawang, dia akan mendatangi Menteri Kehutanan dan menanyakan realisasi kucuran dana untuk reboisasi sepanjang pantai Kabupaten Karawang. Meski begitu, dirinya menduga, Perhutani hanya menyedot dana pemerintah, sedangkan pemeliharaannya tidak ada. "Ini jelas merugikan keuangan negara, nanti akan saya tanyakan hal itu pada menteri" cetusnya. untuk menempuh jalur cepat agar relokasi untuk pemukiman warga Sarakan segera direalisasikan, Tono Bahtiar juga meminta pada Bupati Karawang, Drs. Dadang S. Muchtar supaya secepatnya mewujudkan keinginan warga Sarakan, termasuk di beberapa daerah pesisir pantai lainnya se-Kabupaten Karawang. "Saya kira, jika tanggul milik Perhutani itu digunakan untuk relokasi warga Sarakan, itu hal yang wajar, karena warga tidak akan mengganggu, bahkan mereka akan memeliharanya dengan baik. Jadi, Perhutani tidak harus khawatir jika lahannya digunakan untuk pemukiman, ini demi menyelamatkan nyawa mereka. Selanjutnya, Perhutani bisa terus melakukan programnya" Ujar Tono Bahtiar mengakhiri pemaparannya . (aef)

Tidak ada komentar: