Senin, 17 November 2008

Para Guru Ngaji tuntut Insentif tepat Sasaran

JAYAKERTA - Dengan dibagikannya insentif tahunan untuk para guru ngaji, guru MDA dan MI menjelang Laebaran kemarin, ternyata berbuntut kekecewaan banyak guru ngaji yang merasa di anak tirikan karena tidak mendapatkan insentif tersebut, yang menjadi permasalahan di kalangan guru ngaji yang tidak mendapatkan insentif tersebut adalah mengenai pendataan yang dilakukan oleh aparat desa, pasalnya berdasarkan keterangan dari guru ngaji asal Desa Kertajaya Kecamatan Jayakerta, Ust Burham mengatakan bahwa pendataan penerima insentif tahunan tersebut seolah-olah disangkut pautkan dengan permasalahan politis, pasalnya untuk di Desa Kertajaya dari sekitar 60 guru ngaji yang mendapatkan insentif tersebut sebanyak 10 orang, dari 10 orang tersebut 4 diantaranya bukan guru ngaji, hanya saja ke 4 orang tersebut mempunyai kedekatan politis dengan kepala desa. tentunya hal tersebut cacat dipendataan karena tidak ada sosialisasi mengenai hal tersebut "dengan seenaknya aparat desa yang melakukan pendataan tersebut menentukan siapa saja orang yang mendapatkan insentif tersebut, buktinya insentif tersebut tidak tepat sasaran" Ujar Ust Burham ketika ditemui Pasundan Ekspres, Sabtu (11/10) dikediamannya.
sama halnya yang terjadi di Desa Jayakerta, kepada Pasundan Ekspres, Ust Mardoi mengatakan bahwa awalnya didesa Jayakertapun undangan mengenai insentif tersebut datangnya kepada para ibu-ibu Majlis Talim, padahal berdasarkan aturan insentif tersebut harusnya dialokasikan untuk para guru ngaji, guru MDA dan guru MI, hanya saja pada waktu itu semua guru ngaji protes dengan apa yang dilakukan oleh aparat desa mengenai penyerahan undangan pembagian insentif tersebut yang akhirnya terjadi kesepakatan insentif tersebut dibagi rata kan dengan komposisi guru ngaji sebanyak 23 orang dan ibu-ibu majlis talim sebanyak 17 orang, masing-masing mendapatkan 200 ribu "kalau pada waktu itu para guru ngaji tidak protes, kemungkinan insentif tersebut dibagikan kepada para ibu-ibu majlis talim, tentunya hal tersebut tidak tepat sasaran" ungkap Ust Mardoi.
lebih lanjut dikatakan oleh Ust Mardoi, untuk kedepan kami para guru ngaji berharap agar insentif tahunan tersebut dibagikan tepat sasaran dengan dilakukan pendataan secara objektif oleh aparat desa "kami harapkan tahun depan untuk pembagian insentif ini garuslah tepat sasaran" ujar guru ngaji yang mempunyai hampir 100 murid ini. (aef)

Tidak ada komentar: