Selasa, 25 November 2008

Relokasi Harus Segera Dilakukan


TIRTAJAYA - Kepedualian Anggota DPRD Karawang Komisi D dari Fraksi PDIP Karawang, H. Tono Bahtiar terhadap warga Dusun Sarakan Desa Tambaksari memang tidak tanggung-tanggung, setelah dirinya beserta jajaran Pengurus PDI P Karawang mengunjungi langsung ke lokasi bencana serta memberikan bantuan, saat ini dirinya tengah mengusahakan untuk mencarikan lahan relokasi warga Dusun Sarakan yang digilas gelombang laut.
kepada Pasundan Ekspres, dirinya menuturkan kekecewannya terhadap Perhutani yang seolah menolak warga Sarakan menempati tanggul- tanggul di 500 meter dari pantai untuk dijadikan pemukiman baru, yang secara geografis lahan pertanian tersebut sangat ideal untuk tempat relokasi warga Dusun Sarakan.
menurut Tono Bahtiar, keselamatan warga lebih utama dibanding bisnis Perhutani yang selama ini menyewakan lahannya pada petani ikan bandeng "warga Dusun Sarakan tidak bisa menunggu lebih lama lagi dengan bertahan di tempat semula, dan Perhutani harus mengizinkan lahan tersebut digunakan untuk relokasi, pasalnya ini permasalahan keselamatan jiwa warga Dusun Sarakan" tegasnya. bencana tersebut terjadi seminggu lalu sebanyak 44 kepala keluarga (KK) atau 220 jiwa usik warga Dusun Sarakan, Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya dibanjiri air laut pasang akibat pemanasan global dan perubahan iklim lainnya di laut yang mengakibatkan sebanyak 44 KK tersebut terancam jiwanya, bahkan mereka takut jika harus tetap tinggal di pesisir pantai yang tidak aman karena banjir Rob tersebut semakin menghancurkan pemukimannya dan mengancam keselamatannya, dengan keadaan tersebut mereka meminta pemerintah untuk merelokasi pemukiman mereka di tempat yang aman. Dan satu-satunya tempat yang dimaksud adalah di 500 meter dari pantai, yaitu di lahan Perhutani. lebih lanjut dikatakan Tono Bahtiar, lahan yang akan digunakan relokasi pemukiman warga Sarakan tidak akan mengganggu lahan perhutani, karena warga memilih posisi di tanggul-tanggul Sungai Sarakan. Jadi, tanggul itu diarug, ditinggikan dan dilebarkan dengan alat berat beko. Dan warga tidak membutuhkan lahan yang luas, apalagi jika harus membuka lahan hingga puluhan bahkan ratusan hektar, tapi cuma mendirikan rumah di tanggul-tanggul Sungai Sarakan. "Saya lihat, selama ini pemerintah hanya mengucurkan dana pada Perhutani untuk menjalankan program pemulihan terhadap konservasi hutan mangrove, tapi realisasinya belum kelihatan" tukasnya. dikatakan Tono Bahtiar juga, untuk menuntaskan soal pemulihan hutan bakau di pesisir pantai Karawang, dia akan mendatangi Menteri Kehutanan dan menanyakan realisasi kucuran dana untuk reboisasi sepanjang pantai Kabupaten Karawang. Meski begitu, dirinya menduga, Perhutani hanya menyedot dana pemerintah, sedangkan pemeliharaannya tidak ada. "Ini jelas merugikan keuangan negara, nanti akan saya tanyakan hal itu pada menteri" cetusnya. untuk menempuh jalur cepat agar relokasi untuk pemukiman warga Sarakan segera direalisasikan, Tono Bahtiar juga meminta pada Bupati Karawang, Drs. Dadang S. Muchtar supaya secepatnya mewujudkan keinginan warga Sarakan, termasuk di beberapa daerah pesisir pantai lainnya se-Kabupaten Karawang. "Saya kira, jika tanggul milik Perhutani itu digunakan untuk relokasi warga Sarakan, itu hal yang wajar, karena warga tidak akan mengganggu, bahkan mereka akan memeliharanya dengan baik. Jadi, Perhutani tidak harus khawatir jika lahannya digunakan untuk pemukiman, ini demi menyelamatkan nyawa mereka. Selanjutnya, Perhutani bisa terus melakukan programnya" Ujar Tono Bahtiar mengakhiri pemaparannya . (aef)

Petani Jayakerta Keluhkan Birokrasi Pengadaan Pupuk Urea

JAYAKERTA - Dimulainya masa tanam di Desa Medang Asem, ternyata para Petani mengeluhkan susahnya mendapatkan pupuk urea yang dibutuhkan, terlebih lagi para Petani tersebut mengeluhkan alotnya birokrasi untuk mendapatkan Pupuk yang dibutuhkan, hal tersebut diutarakan oleh pemilik kios pupuk resmi di Dusun Cilogo Desa Medang Asem, Endang kepada Pasundan Ekspres, Selasa (25/11) di kiosnya, menurutnya, belum adanya pupuk urea di Desa Medang Asem dikarnakan saat ini belum ditentukannya RDKK (Rencana kebutuhan definitif kebutuhan pupuk) di Kecamatan Jayakerta ini, dan memang saat ini masa tanam tahun ini baru mencapai pembibitan yang kebutuhan pupuknya masih sedikit "saat ini petani di Medang Asem baru melakukan penyemian benih yang kebutuhan pupuk ureanya masih sedikit, dan pengadaannyapun melalui pengajuan ke Dinas Pertanian" ungkapnya.
dikatakan Endang, yang menjadi sulit sekarang ini adalah proses pengajuan yang rumit untuk mendapatkan pupuk "meskipun kebutuhan pupuk urea tersebut terbilang sedikit karena hanya untuk persemaian benih padi, para petani harus menjalani birokrasi yang rumit" tukasnya.
lebih lanjut dikatakan Endang, berdasarkan ketentuan yang diinformasikan oleh penyuluh pertanian bahwa jatah pupuk untuk 1 hektar adalah 2 kwintal, sedangkan pada kenyataannya para petani membuthkan lebih banyak pupuk karena standarnya kebutuhan pupuk para Petani adalah 1 hekatar membutuhkan 3 kwintal urea "jatah yang diberikan dinas dirasakan kurang, pasalnya ketika pada saat musim tanam terkena serangan hama tikus otomatisn pemupukan dengan urea dilakukan kembali dan tentunya akan menambah jatah pupuk" jelasnya.
selain itu, Endang mengatakan, dengan dijatahnya pupuk dan pengadaannya harus menempuh birokrasi ternyata tidak bisa diterima para petani "keadaan seperti ini banyak menuai protes dari para petani kepada pemilik kios seperti saya, padahal jatah pasokan pupuk sudah diatur dari distributornya, dan untuk di Medang Asem saja tinggal dihitung luas area 3000 hektar dikalikan satu hekatarnya 2 kwintal, dan apabila kekurangan bisa mengajukan kembali dengan proses yang agak rumit" pungkasnya. (aef)

Ade Burhan Tewas dengan Usus Terburai


TIRTAJAYA - Nasib Naas menimpa Ade Burhan (14) bin Iwan siswa kelas 2 SMK Ristek, Selasa (25/11) siang itu, Ade Burhan berpamitan kepada orang tuanya untuk pergi Kesekolah namun, di jalan raya Pisang Sambo Dusun Pangakaran nyawa Ade Burhan direnggut oleh sebuah mobil truk Hino yang mengangkut tanah dengan nopol T 8175 B, berdasarkan informasi yang dihimpun Pasundan Ekspres, Selasa (25/11) drama kecelakaan tersebut berlangsung dengan cepat den tragis, hal tersebut berdasarkan informasi dari saksi mata yang melihat kejadian secara langsung "yang saya lihat dari arah yang berlawanan anak sekolah yang masih menggunakan seragan jatuh dan terlempar, dan selang beberapa detik kemudian korban yang terlempar tersebut digilas truk Hino hingga mengeluarkan isi perut" terang Dadang ketika ditemui di lokasi kejadian.
dikatakan Dadang, isi perut tersebut terburai ditengah jalan dengan posisi badan masuk kolong Truk Hino "setelah itu Polsek Tirtajayapun menangani dan korban pun langsung dibawa ke rumahnya" tukas Dadang mengakhiri.
sementara itu, Pasundan Ekspres mendatangi rumah duka dan diketahui korban kecelakaan yang bernama Ade Burhan bin Iwan yang alamatnya di Dusun Ardaijaya Desa Sabajaya. kepada Pasundan Ekspres, Kepala Desa Sabajaya, Tamin Alex ketika bertemu dirumah duka mengatakan, perihal musibah yang menimpa warganya tersebut, menurutnya dengan jasad yang sudah tidak utuh mayat korban langsung dimandikan untuk dikebumikan "saya turut berduka cita atas meninggalnya Ade Burhan yang terlindas truk, dan musibah ini bisa memberikan pelajaran kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati lagi dalam berkendaraan" tuturnya. (aef)

Kamis, 20 November 2008

Pupuk Silaturahmi Dengan Olah raga


JAYAKERTA - Antusias guru-guru yang diwadahi PGRI dalam memeriahkan HUT PGRI yang ke 63 begitu semarak dengan menggelar pertandingan 7 Cabang Olahraga yang melibatkan 173 Guru dari 7 Ranting (6 ranting SD dan 1 ranting SMP, red), terlebih lagi dalam pertandingan Bola Volly yang memang olah raga tersebut begitu diminati di Kecamatan Jayakerta.Dalam memperingati HUT PGRI yang ke-63 ini, PGRI cabang Jayakerta mengedepankan momentum ini sebagai ajang sialturahmi para anggota PGRI Jayakerta setelah sekian lama vakum karena tidak berjalannya kepengurusan PGRI terdahulu, sesuai dengan tujuannya tajuk kegiatan ini pun adalah "Mempererat silaturahmi melalui bidang oleh raga" yang diselenggarakan sejak tanggal 14 - 24 November 2008 "saya sengaja menggunakan moment ini untuk memupuk ajang silaturahmi antara anggota PGRI yang sudah sekian lama terputus" ujar Rohiman Adi Susanto, Ketua PGRI Cabang Jayakerta ketika ditemui Pasundan Ekspres, Kamis (20/11) dilokasi pertandingan bola Volly yang memasuki perempat final.menurut pengakuan Ketua PGRI Cabang Jayakerta, Rohiman Adi Suseno, dalam memulai kepemimpinannya dengan menjadi ketua PGRI Jayakerta, dirinya membidik penguatan jalinan silaturahmi terlebih dahulu sebelum melakukan hal yang lebih besar untuk kemaslahatan PGRI Jayakerta "dimulai dari penguatan silaturahmi saya yakin bisa melakukan hal yang besar dengan rekan-rekan di PGRI yang lainnya.dikatakan Kabid Olahraga, Napin (40), terselenggaranya pertandingan dalam memeriahkan HUT PGRI yang ke-63 ini murni dari partisipasi seluruh anggota PGRI yang memang berantusias sekali untuk mengikutinya, pasalnya setelah sekian lama tertidur para Anggota PGRI Jayakerta ini merasa haus untuk bisa berinteraksi lagi dengan sesama anggota PGRI yang lainnya di lingkup Kecamatan Jayakerta "memang sangat tepat jika momentum ini menjadi ajang sialturahmi" tukasnya.terlebih lagi, Napin (40) melanjutkan, jauara-juara dalam pertandingan ini akan mewakili PGRI Kecamatan Jayakerta dalam pertandingan lintas Cabang PGRI yang diselenggarakan PGRI Kabupaten "pastinya, tim ataupun individu yang menjuarai di cabang olah raga yang di gelar ini, akan mewakili PGRI Kecamatan Jayakerta di tingkat Kabupaten" terangnya.yang pasti, pelaksanaan kegiatan ini tidak mengganggu aktivitas rutin kami untuk mengajar "selama kegiatan ini jam sekolah sampai dengan pukul 10.00 wib, setelah itu kami melanjutkan pertandingan kompetisi ini" pungkasnya (aef)

Maksimalkan Potensi Industri Untuk Mensejahterakan Rakyat


KARAWANG - Diketahui, income terbesar Bangsa ini dari Industri berasal dari daerah Jawa Barat yang diantaranya Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang yang memang luas kawasan Industrinya dan banyak investor dari luar Negeri yang membuka Perusahaan di daerah tersebut, hal tersebut diungkapkan oleh Ir Daniel Lumban Tobing, Calon Legislatif DPR RI dari PDI P kepada Pasundan Ekspres ketika beretemu di Sekretariat DPC PDI P Karawang kemarin, Rabu (19/11).
akan tetapi, Ir Daniel Lumban Tobing melanjutkan, Anggota DPR RI yang duduk sekarang ini paling hanya beberapa persen yang berlatar belakang dari Dunia Industri, sedangkan Industri merupakan sesuatu yang sangat penting Dewasa ini, hampir di beberapa Kabupatean yang awalnya daerah Agraria kini beralih ke Industri, bahkan untuk di Kabupaten Bekasi saja porsentase 60 - 70 persen lahan pekrjaan berasal dari Industri "sekarang ini, Industri merupakan faktor yang sangat penting untuk mensejahterakan rakyatnya, bagaimana wakil rakyat di senayan sana bisa memaksimalkan peranan Industri di Negara ini kalau latar belakangnyapun bukan dari Industri" ujar Lelaki Lulusan terbaik Kiyoto University (Universitas Di Jepang, red).
dikatakan Ir Daniel, saya sudah bergelut di Dunia Industri hampir 14 tahun dengan menjadi JM (jeneral manager) disalah satu Perusahaan Printer di Bekasi yang hampir mempekerjakan sekitar 12 ribu Karyawan. secara finansial kehidupan saya lebih dari cukup, akan tetapi sekarang ini dengan mencalonkan menjadi perwakilan Rakyat Kabupaten Karawang, Purwakarta dan Bekasi yang sangat potensial sekali Industrinya, saya berkeyakinan pengalaman saya di Dunia Industri akan lebih tepat dengan menjadi wakil Rakyat di DPR RI sana" terang Caleg nomor urut 7 tersebut.
permasalahan sekarang ini di Indonesia, lanjut Ir Daniel adalah membludaknya lulusan SMK yang targetanya adalah lapangan pekerjaan di Industri, sedangkan untuk lapangan kerja yang ada di Industri sekarang sangatlah terbatas terlebih lagi dengan datangnya krisis Global yang mengakibatkan perusahaan-perusahaan yang berasal dari luar Negeri hengkang dari Indonesia yang otomatis meninggalkan puluhan ribuan tenaga kerjanya, dan hal tersebut merupakan masalah "dengan pengalaman saya di Dunia Industri dan hungungan baik dengan Pengusaha dari Luar Negeri yang saya rintis, merupakan modal utama untuk memaksimalkan Dunia Industri yang tujuannya mensejahterakan rakyat. sebab ketika keadaannya seperti ini, langkah yang akan saya lakukan adalah dengan mempertahankan perusahaan yang ada di Indonesia dan mengundang Pengusaha dari Luar Negeri untuk menyediakan lapangan pekerjaan di Indonesia khususnya di Kabupaten Karawang, Purwakarta dan Bekasi yang potensinya bisa saya lihat dari infrastruktur jalan, ketiga Kabupaten tersebut mempunyai akses jalan menuju ke Pelabuhan yang memberikan keuntungan dalam Perindustrian" paparnya.
yang paling penting sekarang ini, tambahnya, kalau berpolitik tidak ada hasilnya untuk Rakyat buat apa, berpolitiklah untuk mensejahterakan rakyat" pungkasnya. (aef)

Rekanan PT Pertamina Palsu Merajalela


Rekanan PT Pertamina Palsu Merajalela
RENGASDENGKLOK - Pasca musibah yang menimpa Salba (30) warga Dusun Bengle Desa Dewisari yang terkena ledakan tabung gas bersubsidi beberapa waktu silam, ternyata berbuntut turunnya orang-orang yang tidak bertanggungjawab mengaku dari rekanan Pertamina dengan menawarkan asuransi paket gas konversi dengan memanfaatkan ketakutan warga. padahal kejadian tersebut bukannya hal baru, karena pada saat paket gas subsidi tersebutpun banyak yang mengaku-ngaku rekanan PT Pertamina dengan menjual selang. kenyataannya, berdasarkan keterangan dari Konsultan Pertamina bahwa perusahaan berlambang kuda laut tersebut tidak bekerjasama ataupun rekanan dengan perusahaan manapun.
Diketahui bahwa PT Pertamina hanya mendistribusikan kepada warga, karena setelah paket gas elpiji subsidi dibagikan pada warga PT. Pertamina sudah lepas tangan, dalam artian tidak menurunkan rekanan atau sejenisnya untuk mengawasi paket gas tersebut, kecuali jika ada persoalan khusus dan itupun menggunakan mekanisme melalui Pemeritah Desa yang dilanjutkan ke puhak Pertamina, maka PT. Pertamina akan turun membantu persoalan gas elpiji tersebut.
mengenai PT Pertamina tidak mepunyai rekanan juga dijelaskan oleh petugas pendistribusian kompor gas elpiji konversi PT. Pertamina Karawang, Agus, Kamis (20/11) menurutnya, paket gas sibsidi yang dibagikan kepada warga secara otomatis telah dilindung asuransi langsung dari pemerintah. "Rekanan pertamina itu tidak ada, kalau ada yang mengaku rekanan pakai logo kuda laut, sebenarnya orang-orang itu sedang kita cari. Kalau warga memergoki mereka, baiknya laporkan saja pada polisi," terangnya kepada Pasundan Ekspres.
Berdasarkan pantauan Pasundan Ekspres Di Desa Medang Asem, beberapa rumah tangga ikut asuransi tersebut, seperti dialami Marni (35) warga Dusun Pawanda, Desa Medang Asem, dirinya mengaku sudah membayar hingga Rp 130 ribu kepada pihak yang mengatas namakan asuransi dari PT. Pertamina. Ibu yang keseharian pedagang nasi ini sempat ditakut-takuti bahwa kompor gas elpiji konversi tidak aman dan rentan meledak. "Ya akhirnya saya takut, terus ikut asuransi yang mereka tawarkan, padahal saya juga sudah menolak. Saya pun dipaksa membayar iuran bulanan Rp 80 ribu," akunya.
Hasil telewicara dengan nomor telepon yang tertera pada kartu asuransi, penerima telepon mengatakan, perusahaannya termasuk rekanan PT. Pertamina yang menjual selang regulator otomatis dengan jaminan asuransi selama setahun. (aef)

Rabu, 19 November 2008

Dua Gadis Belia Seharga 450 Ribu


RENGASDENGKLOK - Apes nian nasib yang menimpa Marsih (16) dan Jamila (19) kedua gadis belia warga asal Dusun Bojong Karya 1 Desa Rengasdengklok Selatan yang harus ditebus Bapaknya ditempat kerjanya di Cibitung Kabupaten Bekasi.
kejadian tersebut bermula dengan adanya tawaran untuk menjadi pembantu Rumah Tangga di Cibitung dari tetangganya, saat itu Warsih (16) dan Jamila (19) tahun yang berniat membantu perekonomian keluarganya menerima tawaran tersebut dan pada hari Jumat (31/10) kemarin, langsung berangkat ke Cibitung menjadi pembantu rumah tangga, tapi yang terjadi setelah ke dua gadis belia tersebut mulai bekerja meraka tidak merasa nyaman karena perlakuan majikannya tidak menyenangkan dan membuat kedua gadis tersebut memutuskan untuk berhenti kerja "karena perlakuan majikan saya sering ngomel-ngomel maka saya pun tidak betah dan merasa tersiksa" ujar Warsih (16) ketika ditemui Pasunan Ekspres, Rabu (5/11) di kediamannya.
malangnya, dengan tidak betahnya ke dua gadis tersebut dan berencana untuk pulang majikannya tersebut malah meminta penggantian uang transport kepada orang tua, dengan bahasa yang dilontarkan adalah kalau mau keluar jadi pembantu harus ditebus sebesar 450 ribu, kalau tidak jangan harap bisa pulang "saya terpaksa menebus anak saya sebesar 450 ribu, sebab anak saya sudah tidak betah sampai nangis-nangis" ungkap Darsa (42) Bapak dari Warsih.
dikatakan Darsa (42), karena tidak betah kerja kenapa anak saya tidak diizinkan pulang, malahan anak saya harus ditebus segala 450 ribu "emangnya anak saya dagangan apa, dijual belikan seharga 450 ribu" gerutu Darsa.
dengan terjadinya hal tersebut, Darsa (42) menganggap bahwa hal tersebut terasa memberatkannya, pasalnya nominal 450 bagi dirinya begitu besar dengan pekerjaannya sebagai buruh tani "saya merasa diperas, sudah mah anak saya menderita harus menebus juga" pungkas Duda Tua tersebut.
(aef)

Togel Masih Membudaya Di Dengklok


RENGASDENGKLOK - Salah satu penyakit masyarakat yang dahulu sempat buming kini mulai membudaya kembali ditengah-tengah masyarakat Rengasdengklok dan sekitarnya, Judi kupon togel atau kepanjangan dari toto gelap tersebut melancarkan aksinya secara terselubung. Terbukti, selebaran (kode-kode info, red) berselebaran di tiap tukang foto copy bahkan selebaran itu dicetak hingga ratusan lembar oleh pengecer untuk disebarkan kepada Masyarakat. padahal, judi kupon ini terus diberantas oleh pihak Kepolisian setempat, namun pelakunya tidak jera bahkan malah semakin merajalela dengan semakin banyak peminatnya.
kondisi yang terjadi di Rengasdengklok ini membuat resah para alim ulama setempat yang tidak senang dengan keberadaan judi kertas putih itu. Walau sering di berantas oleh pihak kepolisian tetapi para pengecer seakan tidak bergeming sedikitpun bahkan melalui cara ngumpet ngumpet tetap ia lakukan .
menurut salah seorang pengecer judi kupon yang tidak mau menyebutkan identitasnya, hal ia lakukan karena hanya dengan cara ini bisa mendapatkan upah karena sulitnya mencari pekerjaan, dengan upah 20% dari pendapatan mengecer, diakuinya pekerjaan ini beresiko, tapi karena sulit cari pekerjaan, akhirnya dia terus melakoni pekerjaan sebagai pengecer togel. menurutnya, jika pengecer seperti dia ditangkap polisi tetap saja judi kupon togel akan tetap marak, karena Bandarnya masih leluasa menjalankan aktifitasnya. "Kalau tidak ada bandar, maka tidak akan ada pengecer kupon togel akan tetapi kalau bandarnya otomatis pengecernyapun tidak ada" ungkapnya.
diakuinya, Selain memakai kupon togel, dia juga menggunakan sembarang kertas untuk tanda pemasangannya, karena nomor undian togel tetap berpatokan pada salah satu media yang selalu menerbitkan angka-angka yang keluar. Jadi, pemasang percaya bahwa nomor togel yang keluar bukan rekayasa pengecer ataupun bandar "kami menggunakan kertas apa saja sebagai tanda bukti pemasangan, yang pasti nomor togel yang keluar bersumber pada salah satu media yang menerbitkannya" pungkasnya. (aef)

Pengokohan Tanggul Antisipasi Jebol


BATUJAYA - Setiap di musim penghujan Kecamatan Batujaya dan sekitarnya merupakan langganan banjir yang merendam pemukiman warga, pesawahan dan tambak-tambak yang ada di daerah tersebut. antisipasi makin parahnya ancaman banjir pada musim penghujan saat ini sidah mulai dilirik oleh dinas-dinas terkait, seperti halnya pembangunan tanggul irigasi yang terletak di Kuta Ampel yang dibuatkan turab untuk memperkokoh tanggul tersebut yang beberapa tahun kebelakang kerap kali jebol ketika debit air diirigasi tersebut meningkat.
berdasarkan keterangan yang di dapat Pasundan Ekspres, Senin (17/11) bebrapa warga mengatakan bahwa tanggul yang kerap kali jebol tersebut tidak kuat meahan limpasan air dari irigasi dan luapan air dari Sungai Citarum yang menjadikan area pesawahan didaerah tersebut terendam air "sudah menjadi langganan dimusim penghujan jika tanggul tersebut jebol dan mengakibatkan banjir diarea pertanian" ujar Asdi (65) warga Desa Kuta Ampel ketika ditemui di lokasi pembangunan turab tanggul tersebut.
dikatakan Asdi (65), dengan dibangunkannya turab penguat tanggul sekarang ini, berarti menunjukan ada perhatian dari pemerintah untuk menaggulangi parahnya banjir yang melanda di daerah ini meskipun belum menyeluruh disepanjang tanggul yang membentang di Desa Kuta Ampel "pembangunan turab tanggul ini diharapkan bisa menahan luapan air yang setiap tahunnya merendam sawah-sawah di Kuta Ampel ini" tukasnya.
pentingnya pembangunan turab disepanjang irigasi ini, lanjut Asdi (65), merupakan insfratuktur yang sangat vital, pasalnya jika musim kemarau di daerah ini rentan sekali terjadi kekeringan di aera pesawahan, karena saluran irigasinya banyak mengalami kebocoran akibat jebolnya tanggul yang mengakibatkan air untuk pesawahan kurang didaerah hilir, begitu juga ketika musim penghujan, kalau tanggul tersebut kondisinya labil tentunya akan mudah sekali untuk jebol dan dampaknya menyebabkan terendamnya sawah-sawah didaerah ini "pastinya pengokohan tanggul ini benar-benar penting sekali untuk di daerah hilir seperti Kecamatan Bantujaya yang setiap perubahan musim pastinya masyarakatnya kesusahan" ungkapnya.
akan tetapi, tambahnya, dengan mulainya pembangunan turab tanggul irigasi ini memberikan harapan bagi kami untuk lebih menghindarkan terhadap bencana banjir dan kekeringan yang setiap tahunnya silih berganti "mudah-mudahan perhatian pemruntah ini bisa meringankan kesusahan Masyarakat Batujaya" pungkasnya. (aef)

Dewan Akan Desak Eksekutif Tuntaskan Malapetaka Sarakan

TIRTAJAYA - Setiap tahunnya bencana Rob memang menjadi bagian warga Dusun Sarakan Desa Tambaksari yang kini telah porak poranda, hanya saja untuk tahun ini, dirasakan banjir rob yang mendera warga Dusun Sarakan begitu besar hingga hanya menyisakan sekitar 44 KK (kepala keluarga) yang masih bertahan, setelah sebagian warganya telah meninggalkan kampung halamannya.
tercatat, dalam kurun waktu hanya lima tahun, tanah hunian warga Dusun Sarakan telah hilang sekitar 300 meter yang kini menjadi bagian dari perairan selat Sunda tersebut, padahal di lahan 300 meter itu terdapat puluhan pemukiman warga dan sarana pendidikan yang kini hanya tinggal puing-puing yang kandas diterjang gelombang.
hal tersebut membuktikan bahwa permasalahan banjir Rob di Dusun Sarakan tersebut tidak ada langkah prefentif untuk mencegah hancurnya daratan tersebut, semuanya berasumsi tidak ada yang bisa melawan kehendak alam, padahal semuanya alasan tersebut sangat klasik.
menurut salah satu pengungkapan warga Dusun Sarakan, Udin (32) banjir Rob sekarang ini yang mengunjungi kampung halamannya dirasakan paling besar, dengan insentitas kedatangannya siang dan malam "kalau angin dari barat rob ini datang pada malam hari sekitar pukul 19.00 sampai 21.00 wib, sedangkan kalau arah angin dari timur air laut yang besar itu datang sekitar pukul 07.00 sampai 09.00 wib. walaupun hanya 2 jam setiap siang dan malam banjir rob tersebut sekarang ini menyengsarakan kami" terangnya kepada Pasundan Ekspres, Selasa (18/11) ketika ditemui di kediamannya yang sudah hancur.
pada waktu dan tempat yang sama, Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Karawang yang membidangi lingkungan, Karda Wiranata mengatakan bahwa dirinya merasa sangat terenyu melihat secara langsung kondisi warga Dusun Sarakan dan lingkungannya. menurutnya kondisi di Dusun Sarakan sudah masuk dalam ketagori sangat memprihatinkan dan membahayakan keselamatan warganya, dan sebagai tindak lanjutnya dirinya akan mendesak pemerintah Pusat dan Profinsi untuk segera turun tangan dalam mengantisipasi bencana banjir Rob yang berkepanjangan ini "ini merupakan tanggung jawab pemerintah Pusat dan Profinsi untuk menanggulangi bencana berkepanjangan ini, yang kondisinya sudah mengancam jiwa warga Dusun Sarakan" tukasnya ketika ditemui Pasundan Ekspres, Selasa (18/11) di lokasi bencana pada saat memberikan bantuan.
dikatakan Karda Wiranata, jika tidak ad respon dari Pemerintah Pusat ataupun Profinsi dirinya akan mendesak Pemerintah Kabupaten Karawang untuk segera bertindak mengatasi permasalahan ini, karena walau bagaimanapun juga daerah-daerah rawan bencana seperti Dusun Sarakan ini harus segera diberikan solusi dan langkah nyata "sekitar 9 Kecamatan di Kabupaten Karawang ini yang langsung berhadapan dengan laut, dan kemungkinan tidak hanya di Dusun Sarakan saja yang diintai ancaman banjir Rob, maka dari itu kalau tidak ada respon dari Pemerintah Pusat atau Profinsi, saya melalui kelembagaan akan mendesak Pemkab Karwang untuk segera turun tangan" terangnya.
yang pasti, lanjut Karda, dengan melihat kondisi yang memprihatinkan seperti ini, Fraksi PDI P akan merekomendasikan Dusun Sarakan ini dimasukkan ke dalam bantuan aspirasi pada anggaran 2009 mendatang "dengan melihat secara langsung kondisi Dusun Sarakan, saya akan memasukannya ke dalam proyek aspirasi pada APBD 2009 mendatang" pungkasnya. (aef).

Relokasi Menggunakan Lahan Perhutani Berpeluang Kecil

RENGASDENGKLOK - Terkait tuntutan warga Sarakan meminta relokasi pemukuman baru di daerah tersebut, karena pemukiman sebelumnya hancur oleh gelombang laut.
Anggota DPRD Karawang Komisi Bid Kesos, Tono Bakhtiar mengatakan akan segera mengusahakan warga Dusun Sarakan membuka pemukiman baru, menurutnya kehancuran daratan yang menjadi hunian di Dusun Sarakan terjadi secara permanen, sedangkan lokasi yang memungkinkan untuk mereka tempati adalah di area Perhutani yang jaraknya sekitar 500 meter dari Dusun Sarakan "kami akan mencoba untuk mendesak melalui pemerintah Kabupaten Karawang untuk mengizinkan agar lahan Perhutani dilokasi tersebut menjadi tempat relokasi warga Dusun Sarakan, bila perlu kami akan memintanya langsung ke Mentri Kehutanan" ujarnya kepada Pasundan Ekspres ketika pemberian bantuan, Selasa (18/11).
lebih lanjut dikatakan Tono Bakhtiar, relokasi tersebut harus secepatnya dilakukan, sebab menyangkut keselamatan warga Dusun Sarakan "lahan Perhutani masih merupakan lahan Pemerintah, dan karena kondisinya darurat saya harapkan agar menteri kehutanan bisa memberikan izin lahan tersebut untuk ditempati" tukasnya.
di tempat yang berbeda, Pasundan Ekspres, Rabu (19/11) menemui Asper Perhutani Rengasdengklok perihal rencana lahan Perhutani dijadikan lokasi Warga Dusun Sarakan yang diterima oleh Diki Marwan, petugas Asper Rengasdengklok yang mengatakan bahwa saat ini aturan yang ada sekarang ini menteri Kehutanan kemungkinan tidak memberikan peluang untuk dijadikan relokasi atau semacamnya. pasalnya lahan Perhutani yang ada di pesisir pantai sarakan merupakan Hutan Konservasi yang berfungsi sebagai perlindungan dari arus gelombang laut yang mengikis daratan "kalau melihat aturan sangat kecil peluangnya lahan tersebut untuk dijadikan tempat relokasi, karena fungsi hutan konserfasi tersebut untuk perlindungan" terangnya ketika ditemui diruangannya.
hanya saja, lanjut Diki, kami akan membantu dalam pengajuan ke tingkat Pusat sampai ke Mentri Kehutanan, karena kami hanya sebagai pelaksana bukan pembuat kebijakan. dan itu pun harus menempuh proses yang lama, sebab kebijakan tersebut hanya dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan, beda halnya jika Pemkab Karawang menempuh jalur cepat dengan langsung mengajukan ke Menteri Kehutanan, mungkin akan lain hasilnya karena sekarang ini ada otonomi daerah "beda halnya jika Pemerintah Kabupaten Karwang langsung mengajukan ke Menteri Kehutanan, pasalnya sekarang ini sudah Otonomi Daerah. yang pasti kami hanya akan membantu mengajukan ke tingkat yang lebih tinggi" pungkasnya. (aef)

Spontanitas PDIP dalam Membantu Warga Desa Sarakan

TIRTAJAYA - DPC PDIP Kabupaten Karawang mengirim bantuan logistik, selimut dan pengobatan pada korban banjir rob di Dusun Sarakan Desa Tambaksari, Selasa (18/11). Bantuan ini merupakan spontanitas dari DPC PDIP Karawang kali pertama sejak terjadi Rob minggu lalu di kampung pesisir pantai yang mengalami kondisi terparah pada tahun ini.
Ketua DPC PDIP, Karda Wiranata mengatakan, bantuan ini sifatnya berkelanjutan, maksudnya PDIP melalui tim Bantuan Bencana Alam (Baguna) akan mendata dan membantu daerah yang kena banjir Rob. "Kita sudah terbiasa menangani bencana banjir dengan tim sendiri PDIP yaitu Baguna. Baguna ini sudah bergerak dan bekerja optimal membantu korban. Kedatangan dihari pertama ini, merupakan bentuk kepeduliannya kami terhadap kampung yang kena air rob. Selanjutnya, kita akan siapkan secara matang bantuan-bantuan kepada warga yang sangat membutuhkan," ujarnya.
bantuan saat ini, lanjut Karda Wiranata, merupakan spotanitas kepedulian kami terhadap masyarakat Desa Sarakan.
Jika warga Sarakan membutuhkan perahu karet untuk evakuasi, tambah Karda Wiranata, PDIP akan menyediakannya dengan akan memfasiliatsinya untuk pengadaan perahu karet oleh pemkab.
Diakuinya, sekuat upaya PDIP akan terus membantu dan menyisir daerah bencana alam. Bantuan ini murni kemanusiaaan, tidak melulu untuk kepentingan Pemilu (Pemilihan umum). "Kita minta kepada pemerintah untuk merelokasi warga Sarakan, karena setelah melihat lokasi bencana di kampung itu, memang masyarakat tidak layak tinggal diam di lokasi berbahaya. Sudah tidak memungkinkan masyarakat untuk nyaman. Dan PDIP akan mendorong pada pemerintah untuk membantu warga Sarakan, Kita akan berupaya meminta pada Pemda Karawang untuk merelokasi sejumlah 44 kepala keluarga atau 220 jiwa usik di Kampung Sarakan ini," jelasnya.

Hal yang sama diutarakan Wakil Ketua DPC PDIP Karawang, H. Tono Bahtiar, setelah melihat berita di media masa, Sekertaris DPP PDIP Pusat, Ir. Pramono Anung sempat mengintruksikan pada Ketua DPC PDIP Karawang untuk membantu daerah yang kena musibah. Itu langsung dibuktikan dengan turunnya DPC PDIP Karawang ke lokasi bencana alam. "Selain di Tirtajaya, kita pun akan membantu bencana serupa di pesisir pantai Karawang lainnya, karena musibah ini terjadi merata di pantai laut Jawa," ujarnya.
Dia juga mengajak kepada calon legislatif (caleg) dari PDIP untuk turun langsung membantu korban bencana banjir Rob. Termasuk caleg di wilayah Karawang, Purwakarta, Bekasi dan di Jawa Barat, supaya mereka berinterksi langsung dan dekat dengan masyarakat. Dan menurutnya, banjir Rob ini tidak pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya "tidak hanya di Kecamatan ini saja kami akan menurunkan bantuan, sebab Sekitar 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Karawang yang langsung berhadapan dengan laut, dan semuanya berpotensi mendapat musibah seperti Dusun Sarakan ini" pungkasnya. (aef)

Senin, 17 November 2008

Pertahankan Kesenian Topeng

KUTAWALUYA - Hiburan Rakyat yang sempat populer dikalangan masyarakat adalah Topeng, perpaduan antara lawakan dan musik tradisional jaipongan. namun kini hiburan rakyat tersebut hanya bisa diterima di daerah-daerah pinggiran yang penikmatnya masih banyak. seperti penuturan Komeng (45) salah satu personil Topeng Grup Udin Gober asal Babakan Banten Pebayuran Kabupaten Bekasi, menurutnya hiburan rakyat seperti Topeng sudah tidak lagi diminati masyarakat, pasalnya didaerah-daerah perkotaan masyarakat cenderung memilih hiburan Dangdut ataupun Organ tunggal dari pada Topeng, berbeda dengan dahulu yang grup Topeng bisa melahirkan bintang yang dikenal banyak warga "diakui sekarang ini keberadaan kami sudah tersisihkan karena sekarang ini masayarakat lebih cenderung memilih hiburan dangdut" ujar Komeng ketika ditemui Pasundan Ekspres, Rabu (15/10) saat pentas di Desa Sindangmukti.
dalam keterpurukannya Grup kesenian Topeng hanya bisa mengais rejeki di daerah-daerah pelosok sampai ke daerah pesisir pantai yang diakui masih banyak warga yang menginginkan jenis hiburan seperti ini "kami hanya bisa mengais rejeki di daerah-daerah pesisir yang masyarakatnya belum terlalu tersentuh moderenisasi, karena di daerah pesisir pementasan kami masih bisa diterima" tambahnya.
walaupun sudah tidak lagi diminati, Komeng sudah berupaya untuk mengikuti perkembangan jaman dengan melakukan pementasan yang identik dengan selera keninginan masyarakat sekarang, dikatakan Komeng bahwa dirinya beserta rekan-rekannya telah melakukan perubahan dalam melakukan pementasan yang sifatnya mengikuti perkembangan jaman, dan hal tersebut adalah upaya agar masih bisa mendapatkan simpatik dari masyarakat banyak "kamipun sebenarnya telah melakukan pementasan dengan mengikuti perkembangan jaman, seperti lagu-lagu yang dinyanyikan adalah dangdut dan lawakanpun dengan bahasa-bahasa yang sedang ngetrend tanpa menghilangkan identitas topeng itu sendiri, namun tetap saja kami diposisikan terpojok oleh masyarakat" tuturnya.
dalam melakukan pementasan, Komeng menjelaskan Grupnya biasa dipanggil dalam acara hajatan, bahkan pernah juga kami ngamen ke setiap daerah-daerah pinggiran dalam mengais rejeki" ungkapnya.
terlepas dari itu semua, Komeng mengakui bahwa dirinya beserta rekan-rekan grupnya berupaya untuk tetap melestarikan budaya warisan nenek moyangnya agar tidak dilupakan oleh masyarakat, dan warisan ini akan terus kami turunkan kepada anak cucu kami agar kelak hiburan topeng masih ada "selain dari profesi, kami sepakat dengan rekan yang memang masih dalam ikatan keluarga untuk mempertahankan kesenian hasil cipta karsa nenek moyang kami terdahulu" pungkasnya. (aef)

Warga Merasa Tidak dilibatkan Dalam Musyawarah Pemotongan

RENGASDENGKLOK - Pembagian BLT tahap ke 2 di Desa Amansari Kecamatan Rengasdengklok yang dilaksanakan di kantor desa, Selasa (14/10) diwarnai dengan protes warga yang merasa tidak dilibatkan dalam musyawarah dalam menentukan pemotongan yang akan dihibahkan kepada penerima non BLT. Nining Sari Ningsih warga Dusun Jatipereh Desa Amansari yang didampingi Mahasiswa dari BEM Rema (Republik Mahasiswa) UPI Bandung yang merupakan perwakilan warga mengklaim Aparat Desa Amansari mengambil keputusan sepihak dengan melakukan pemotongan sebesar 50 persen dari nominal BLT yang dibagikan, menurutnya musyawarah untuk pemotongan tersebut tidak melibatkan masyarakat banyak, hanya warga tertentu saja yang diajak untuk bermusyawarah mengenai pemotongan tersebut, jelas hal tersebut merupakan pengambilan keputusan secara sepihak, terlebih lagi lanjut Nining, adanya ancaman dari aparat desa yang membagikan kartu BLT tersebut dengan menakut-nakuti tidak akan dilayani jika akan melakukan pembuatan administrasi di kantor desa jika Penerima kartu BLT protes atau tidak menerima pemotongan "tidak masalah jika harus ada pemotongan untuk dihibahkan kepada warga yang tidak terdata sebagai penerima BLT, akan tetapi musyawarah tersebut harus benar-benar diketahui oleh warga penerima BLT, tidak hanya melibatkan sebagian kecil warga saja" ujar Nining ketika berdialog dengan kepala desa Amansari.
lebih lanjut dikatakan oleh pendamping warga yang merupakan Mahasiswa dari BEM UPI Bandung, Arifin (23) menegaskan bahwa tindakan aparat desa yang memalsukan tanda tangan warga yang sepakat untuk pemotongan adalah tindakan pidana yang bisa terjerat sanksi hukum, karena beberapa warga Amansari mengaku tidak pernah dilibatkan dalam musyawarah tersebut akan tetapi tercantumkan namanya sebagai peserta musyawarah yang menyetuji pemotongan tersebut "kalau warga ingin melanjutkan permasalahn ini secara proses hukum, saya akan dampingi. sebab beberapa warga tidak mengetahui perihal musyawarah untuk pemotongan BLT ini, dan aparat desa telah mengambil keputusan secara sepihak dengan mengatas namakan masyarakat" tukas Arifin (23) kepada Pasundan Ekspres, Selasa (14/10) ketika ditemui di ruangan kades Amansari.
tuduhan aprat desa mengambil keputusan secara sepihak mengenai pemotongan BLT untuk hibah kepada warga yang tidak terdata sebagai penerima BLT dibantah Kepala Desa Amansari, Hanafi Z. menurut kepala desa bahwa musyawarah tersebut memang sudah dilakukan jauh-jauh hari dengan melibatkan unsur BPD, LPM dan masyarakat, dan mengenai adanya ancaman dari aparat desa kepada penerima BLT, saya yakin hal tersebut adalah bahasa untuk mengkondusifkan keadaan, sebab di masyarakat sendiri dari awal sudah ada gejolak dari warga yang tidak terdata sebagai penerima BLT yang menuntut kepada aparat desa, jadi terjadinya musyawarah pemotongan BLT untuk meredam gejolak warga "kami belajar dari pengalaman, jika tidak ada hibah untuk warga yang tidak terdata sebagai penerima BLT dikhawatirkan akan memunculkan gejolak, maka dari itu kami melakukan musyawarah untuk pemotongan BLT" terang Hanafi.
lebih lanjut Hanafi mengatakan bahwa penerima BLT di Desa Amansari sejumlah 747 dengan warga non BLT sejumlah 3002 warga, adapun untuk penerima susulan di Desa Amansari sejumlah 247 dengan pemotongan 50 persen untuk dihibahkan, pemotongan tersebut dikoordinir oleh tim khusus yang dibentuk dari perangkat Desa. (aef)

Eming Tewas Kesetrum

KUTAWALUYA - Senin (14/10) sekitar pukul 16.30 wib salah satu warga RT 14/14 Dusun Krajan 2B Desa Sampalan tewas tersengat listrik yang diduga berasal dari kabel tabung pompa listrik yang terkelupas di kamar mandi, diketahui kejadian naas tersebut menimpa Eming (40) ayah tiga anak yang isterinya baru pergi menjadi TKW (tenaga kerja wanita) ke Arab Saudi tiga bulan yang lalu.
berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Pasundan Ekspres, Selasa (14/10) dari kepala desa sampalan, Jamaludin kejadian tersebut berawal saat Eming (40) akan mandi dan diduga sebelumnya memancing pompa air listriknya dengan air, namun ketika Eming mengontakkan pompa listrik tersebut kabel yang terkelupas terkena air dan menyengat Eming hingga tewas dan tergeletak di kamar mandi.
lebih lanjut dikatakan Jamaludin, Saat korban teriak, tidak ada satu tetangga pun yang mendengarnya, bahkan rumah kediaman korban tampak sepi seperti biasanya. Korban yang tergeletak tak bernyawa pertama dilihat anaknya sendiri. Korban yang diketahui kesehariannya sebagai tukang ojek ini langsung dikerubungi tetangga setelah anaknya teriak minta tolong sambil menangis" ujar Jamaludin.
Korban langsung diambil pihak keluarganya ke Jarakosta, Lemah Abang Kabupaten Bekasi untuk dikebumikan, di kampung halamannya. Diketahui, sebelum tersengat listrik, Eming menghadiri pernikahan di kampungnya, sepulangnya dia langsung mandi, tapi naas saat dia menyalakan mesin pompa air, tanpa disadari kabel listrik menyentuh air dan menyengat tubuhnya.
Dijelaskan warga setempat, pompa air eming sulit nyala, kecuali tabung airnya dipancing pakai air. Dan Eming melakukan hal itu setiap dia akan mandi. Kemungkinan Eming yang keseharian hanya mendapatkan hasil usaha pas-pasan ini tidak sanggup memperbaiki pompa air itu. "Saat dimasukan air ke tabung, kemungkinan airnya luber dan menyentuh kabel, airnya keinjak kaki dan langsung menyengatnya," Ulas Taslim (60) Kepala Dusun Krajan 2B. (aef)

Petani Desak Dipercepatnya Pembentukan Kelembagaan Pertanian

JAYAKERTA - Terhambatnya pembentukan kelembagaan Pertanian di Kabupaten Karawang dirasakan tidak mempunyai alasan yang berdasar, pasalnya payung hukum terbentuknya kelembagaan pertanian tersebut sudah jelas yakni di Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006, tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) yang telah diterbitkan jadi Pemerintah Kabupaten Karawang tidak ada alasan untuk mengundur-undur pembentukan kelembagaan pertanian tersebut, hal ini diungkapkan oleh Ketua Forum Interaksi Petani Karawang, Zakaria Syafrudin, US kepada Pasundan Ekspres, Kamis (13/11) ketika ditemui di kediamannya.
menurutnya, saat ini belum terealisasinya kelembagaan tersebut dikarnakan karena Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang beralasan menunggu PP (Peraturan Presiden) terlebih dahulu yang mekanismenya melaui Mendagri (Menteri Dalam Negeri) yang pastinya prosesnya akan memakan waktu, sedangkan Petani di Karawang sudah tidak bisa menunggu lama lagi untuk terbentuknya kelembagaan tersebut. pasalnya Kabupaten lainyapun seperti Kabupaten Bekasi, Indramayu, Cianjur bisa merealisasikan kelembagaan tersebut tanpa harus menunggu Peraturan Presiden, kenapa Kabupaten Karawang tidak bisa merealisasikan kelembagaan tersebut "saya bicara bukan atas nama instansi ataupun lembaga, akan tetapi bicara mewakili para petani yang ada di daerah untuk segera direalisasikannya pembentukan kelembagaan pertanian tersebut" tukasnya.
dikatakan Zakaria Syafrudin, US, dalam waktu dekat direncanakan akan ada bantuan dari Bank Dunia melalui prgram Feati (farmer empowerment throught agricultural technology and information) untuk disetiap Kabupaten yang misinya untuk memberikan informasi kepada para Petani dan mengembangkan kelompok-kelompok petani, yang disetiap Kabupaten diberikan kuota 40 Desa di 18 Kecamatan yang persyaratan dari Bank Dunia harus ada jaminan (garansi, red) kelembagaan pertanian bagi Kabupaten atau Profinsi yang menerima Feati. padahal Deptan (departemen pertanian) mengeluarkan kebijakan jika daerah atau profinsi tersebut tidak mempunyai kelembagaan pertanian akan diberikan kepada daerah lain yang mempunyai kelembagaan pertanian "kalau Pemerintah Kabupaten tidak segera merealisasikan kelembagaan pertanian berarti melewatkan bantuan Bank Dunia yang hampir senilau 4 miliar untuk para Petani" terangnya.
lebih lanjut dikatakan Zakaria Syafrudin, US, jika Pemerintah Kabupaten Karawang tidak merespon pembentukan kelembagaan pertanian yang dinanti-nati para petani, maka mau tidak mau para Petani yang ada didaerah akan mendatangi Pemkab untuk minta penjelasan soal diulur-ulurnya pembentukan kelembagaan pertanian di Kabupaten Karawang, padahal di Kabupaten lainnya kelembagaan tersebut telah terbentuk "kalau Pemkab mengulur-ulur pembentukan kelembagaan tersebut sama halnya Pemkab tidak mau sektor Pertanian maju di Karawang, dan terpaksa kamipun akan turun ke jalan untuk mempertanyakannya" pungkasnya. (aef)

Maraknya Tukang Servis gas yang menakut-nakuti warga

JAYAKERTA - Banyaknya keluhan mengenai paket gas yang telah disubsisidikan ke para warga ternyata dimanfaatkan segelintir orang dalam melayani jasa servis kompor gas yang mengatasnamakan konsultan yang telah mendapatkan rekomendasi dari pihak pertamina sebagai distributor paket gas. namun dengan adanya konsultan servis tersebut Warga Desa Jayakerta merasa khawatir, pasalnya legalitas dari konsultan servis tersebut tidak jelas. seperti yang terjadi di Desa Jayakerta, Sabtu (11/10) salah satu warga Desa Jayakerta, Hambali (30) mengatakan maraknya tukang servis yang mengatasnamakan konsultan pertamina dengan seragam lengkap melakukan aksinya, yang dilakukannya adalah dengan mensosialisasikan kepada warga bahwa paket gas subsidi yang dibagikan tidak layak untuk dpergunakan, bahkan menurutnya rentan sekali terjadi kerusakan yang berdampak membahayakan terhadap keselamatan. kontan saja hal tersebut membuat warga ketar-ketir karena ketakutan menggunakan paket gas tersebut, parahnya tukang servis yang mengaku telah bermitra dengan pihak Pertamina tersebut memanfaatkan situasi dengan menjual produk dengan memunguti uang warga terlebih dahulu "banyak warga yang terpedaya oleh ulah tukang servis kompor gas tersebut dengan memberikan uang terlebih dahulu untuk pembelian selang dan regulator" ujar Hambali ketika ditemui Pasundan Ekspres, Sabtu (11/10) di dekat kantor desa Jayakerta.lebih lanjut dikatakan Hambali, sekarang ini dengan terjadinya hal tersebut warga merasa khawatir tertipu dengan tukang servis tersebut, pasalnya uang sudah masuk namun barang yang dijanjikan belum juga ada "banyak warga yang merasa khawatir karena sampai sekarang belum ada realisasi barang yang dijanjikan oleh tukang servis tersebut" tutur Hambali.harusnya, Hambali menambahkan Pemerintah harusnya bisa menangani maraknya ulah tukang servis yang mengatasnamakan bekerjasama dengan pihak Pertamina, pasalnya akibat dari ulahnya banyak warga yang takut menggunakan paket gas bersubsidi dan lebih parahnya lagi pasar gelap jual-beli tabung gas bersubsidi ramai ditengah-tengah masyarakat "akibat ulah dari orang yang bertanggungjawab tersebut banyak warga yang takut menggunakan kompor gas, parahnya lagi pasar gelap jual-beli tabung gas bersubsidi sudah ramai dimasyarakat" tandasnya.

Para Guru Ngaji tuntut Insentif tepat Sasaran

JAYAKERTA - Dengan dibagikannya insentif tahunan untuk para guru ngaji, guru MDA dan MI menjelang Laebaran kemarin, ternyata berbuntut kekecewaan banyak guru ngaji yang merasa di anak tirikan karena tidak mendapatkan insentif tersebut, yang menjadi permasalahan di kalangan guru ngaji yang tidak mendapatkan insentif tersebut adalah mengenai pendataan yang dilakukan oleh aparat desa, pasalnya berdasarkan keterangan dari guru ngaji asal Desa Kertajaya Kecamatan Jayakerta, Ust Burham mengatakan bahwa pendataan penerima insentif tahunan tersebut seolah-olah disangkut pautkan dengan permasalahan politis, pasalnya untuk di Desa Kertajaya dari sekitar 60 guru ngaji yang mendapatkan insentif tersebut sebanyak 10 orang, dari 10 orang tersebut 4 diantaranya bukan guru ngaji, hanya saja ke 4 orang tersebut mempunyai kedekatan politis dengan kepala desa. tentunya hal tersebut cacat dipendataan karena tidak ada sosialisasi mengenai hal tersebut "dengan seenaknya aparat desa yang melakukan pendataan tersebut menentukan siapa saja orang yang mendapatkan insentif tersebut, buktinya insentif tersebut tidak tepat sasaran" Ujar Ust Burham ketika ditemui Pasundan Ekspres, Sabtu (11/10) dikediamannya.
sama halnya yang terjadi di Desa Jayakerta, kepada Pasundan Ekspres, Ust Mardoi mengatakan bahwa awalnya didesa Jayakertapun undangan mengenai insentif tersebut datangnya kepada para ibu-ibu Majlis Talim, padahal berdasarkan aturan insentif tersebut harusnya dialokasikan untuk para guru ngaji, guru MDA dan guru MI, hanya saja pada waktu itu semua guru ngaji protes dengan apa yang dilakukan oleh aparat desa mengenai penyerahan undangan pembagian insentif tersebut yang akhirnya terjadi kesepakatan insentif tersebut dibagi rata kan dengan komposisi guru ngaji sebanyak 23 orang dan ibu-ibu majlis talim sebanyak 17 orang, masing-masing mendapatkan 200 ribu "kalau pada waktu itu para guru ngaji tidak protes, kemungkinan insentif tersebut dibagikan kepada para ibu-ibu majlis talim, tentunya hal tersebut tidak tepat sasaran" ungkap Ust Mardoi.
lebih lanjut dikatakan oleh Ust Mardoi, untuk kedepan kami para guru ngaji berharap agar insentif tahunan tersebut dibagikan tepat sasaran dengan dilakukan pendataan secara objektif oleh aparat desa "kami harapkan tahun depan untuk pembagian insentif ini garuslah tepat sasaran" ujar guru ngaji yang mempunyai hampir 100 murid ini. (aef)

Mila korban Kebakaran Meninggal Di Rumah Sakit

JAYAKERTA – Rabu, (10/9) rumah penjual bensin eceran di Desa Jayakerta terbakar dan menewaskan Mila, istri Deden pemilik rumah yang terbakar dan sedang mengandung empat bulan yang sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum, namun akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit. Kejadian kebakaran rumah tersebut sampai saat ini belum pasti penyebabnya, bahkan sampai saat ini, Kamis (11/9) aparat kepolisian dan aparat desa hanya mendapatkan laporan kebakaran saja. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Pasundan Ekspres, Kamis (11/9) yang mendatangi tempat kejadian, peristiwa kebakaran itu terjadi pada pagi hari sekitar pukul 07.00 wib. Pada saat kebakaran korban (red, Mila) sedang berada di dalam rumah yang merupakan tempat penyimpanan bensin ecerannya, dan mengakibatkan Mila menjadi lahapan si jago merah yang membumi hanguskan rumahnya, pada saat kejadian Deden suami korban sedang berada di luar rumah. Hanya saja sampai saat ini belum diketahui secara pasti mengenai penyebab kebakaran tersebut.Kepada Pasundan Ekspres Kepala Desa Jayakerta, Baang mengatakan tidak mengetahui secara pasti tentang terjadinya kebakaran yang menimpa warganya, hanya saja Baang mendapatkan laporan kebakaran tersebut tidak secara detail “saya hanya mendapatkan laporan bahwa rumah penjual bensin terbakar pada hari Rabu sekitar pukul 07.00 wib, hanya saja saya tidak diberitahukan tentang penyebab kebakaran tersebut” ujarnya ketika ditemui di kediamannya.Lebih lanjut, Baang mengatakan kebakaran tersebut menewaskan Mila istri dari pemilik rumah yang sempat di bawa ke rumah sakit umum, yang akhirnya meninggal disana “akibat dari kebakaran tersebut, Mila pemilik rumah yang merupakan isteri Deden tewas setelah dibawa ke rumah sakit” lanjut Baang.Sangat di sayangkan dari kejadian tersebut tidak diketahui penyebabnya yang menyebabkan banyak fersi kebakaran tersebut di tengah masyarakat. (aef)

Dombret Sudah Punah

CILEBAR - Perkampungan nelayan memang sering diidentikan dengan hal-kal yang berbau portitusi, hal tersebut dikarnakan hampir disetiap perkampungan nelayan terdapat lokalisas, seperti halnya perkampungan Betok Mati yang terletak di pesisir utara Karawang, Kecamatan Cilebar. konon dahulu didaerah tersebut sempat tenar kesenian lokal "Dombret" yang secara rutin menghibur para nelayan Betokmati di lokasi pelelangan ikan, akan tetapi sekarang ini "Dombret" sudah tidak ada lagi.
kepada Pasundan Ekspres, Senin (10/11) Harun (42) salah satu warga Betokmati menceritakan punahnya kesenian lokal "Dombret" yang dulu sempat tenar ditengah-tengah masyarakat Betokmati. menurutnya kesenian Dombret hilang karena terkikis oleh desakan moderennya jaman, pasalnya sekarang ini masayarakat Betokmati lebih menyukai Dangdut ketimbang tradisi kesenian pendahulunya. terlebih lagi, Dombret identik dengan hal-kal portitusi, sebab dalam pagelaran Dombret sangat kental sekali dengan hal hal yang menjurus perselingkuhan yang berdampak pada keretakan rumah tangga, betapun tidak, kesenian Dombret yang sempat populer di Betokmati adalah memberikan kesempatan kepada para penonton khususnya para hidung belang untuk mencumbu para pemain Dombret ditempat umum" terangnya ketika ditemui di kediamannya.
lebih lanjut dikatakan Harun (42), yang menjadi kontroversi adalah ketika masyarakat Betokmati sudah berkembang pengetahuannya tentang Agama dan banyak warganya yang mendapatkan pendidikan formal, sedikit demi sedikit dombret tersisihkan hingga sekarang tidak pernah ditemui lagi" tuturnya.
dahulu, lanjut Harun (42) hampir setiap hari Kesenian Dombret digelar di pelelangan dengan para penikmatnya adalah para nelayan yang baru menjual tangkapan ikannya, dan tentunya hal tersebut kerap kali menjadi pemicu hancurnya rumah tangga "ketika masih ada Dombret, pertengkaran dalam rumah tangga sering kali terjadi, karena rata-rata sang isteri tidak rela jika suaminya bermain-main dengan Dombret dan tentunya akan mengurangi penghasilan suaminya.
"sekarang, Dombret hanya tingga cerita, sebab beberapa tahun kebelakang sudah tidak pernah ada lagi pagelaran Dombret" pungkasnya. (aef)

Muara Dangkal Hambat Nelayan

PAKISJAYA - Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Desa Tanjungpakis, Kecamatan Pakisjaya kini mandeg. Akibatnya, pendapatan retribusi ikan merosot tajam, terlebih muara di lokasi TPI ini dangkal dan menyulitkan keluar-masuk perahu-perahu nelayan setempat.Beberapa tahun lalu, TPI Mina Usaha di Desa Tanjungpakis ini berjalan baik. Bahkan sering disinggahi nelayan-nelayan dari luar daerah dan menjual ikannya di TPI ini. Sehingga perkembangan retribusinya menguntungkan. Namun, setelah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tahun 2006 lalu, keadaan berubah menjadi selalu pailit. Apalagi, kondisi muara di lokasi TPI ini dangkal dan hingga kini butuh pengerukan. Dari 107 juragan perahu di desa ini, kini cuma 77 orang juragan atau pemilik perahu lagi dengan bidak atau anak buah perahu sebanyak 250 orang warga setempat. Sebagain dari juragan ini hengkang dari Tanjungpakis dan memilih singgah di TPI lain, karena TPI di Tanjungpakis dianggap tidak berfungsi.Seorang pemilik perahu, Ardi (62) mengaku, sejak dia menjadi nelayan tahun 1970, banyak nelayan masih menggunakan layar. Namun, setelah tahun 1982, hampir semua nelayan beralih menggunakan mesin diesel. "Sekarang, penghasilan setiap berlayar rata-rata mendapat 40 kg udang Cirebung dengan harga Rp 60/kg atau rajungan, tapi kalau sedang sepi kami pulang dengan tangan kosong," katanya.Dia berharap, agar TPI di Desa Tanjungpakis ini difungsikan lagi untuk keperluan nelayan setempat dan pemerintah agar membantu kekurangannya. Dia juga berharap, nelayan dari luar Karawang seperti dari Indramayu, Gebang Cirebon dan dari Jawa Tengah pun bisa kembali singgah di TPI ini seperti puluhan tahun lalu. (aef)

548 Ton Jatah Pupuk Rengasdengklok

RENGASDENGKLOK - Kamis, (9/10) rapat koordinasi pertanian musim tanam tahun 2008-2009 di gelar di aula Kecamatan Rengasdengklok dengan dihadiri oleh para kepala desa, pemilik kios dan distributor penyaluran pupuk di Rengasdengklok dengan dipimpin langsung oleh Camat Rengasdengklok, Drs R Supandi.
dalam rapat koordinasi tersebut Camat Rengasdengklok mengemukakan tiga hal pokok mengenai pertanian di Kecamatan Rengasdengklok, yang pertama menurut Camat dalam menghadapi musim tanam adalah persiapan pembersihan saluran air menjelang datangnya air dengan menggalakan swadaya masyarakat dengan dipimpin langsung oleh kepala desa masing-masing, dan secepatnya para kepala desa membuatkan agenda untuk kerja bakti tersebut, sebab saluran air merupakan saluran yang sangat vital dan sangat menentukan kesuksesan pertanian pada musim tanam mendatang.
yang ke dua, lanjut Camat adalah mengenai pendistribusian pupuk bersubsidi yang selama ini menjadi permasalahan, pasalnya kebutuhan pupuk untuk di Kecamatan Rengasdengklok dari awalnya sudah dilakukan pendataan untuk memenuhi kebutuhan pupuk selama musim tanam, akan tetapi yang terjadi adalah selalu ada saja permasalahan kekurangan pupuk yang diindikasikan bermasalah pada pendistribusian. maka dari itu dalam menghadapi musim tanam tahun 2008-2009 ini para kepala desa agar bisa memonitoring pendistribusian pupuk di masing-masing wilayahnya dengan memantau setiap kios yang menyalurkan pupuk bersubsidi untuk para kelompok tani yang ada di masing-masing desa.
terakhir, adalah mengenai setelah musim tanam, bahwa para petani yang biasanya memakai pola padi-padi-palawija agar bisa menggunakan lahannya untuk ditanami jagung hybrida dengan mengajukan pengadaan bibit jagung hybrida melalui Dinas Pertanian yang pada saat ini banyak tersedia. akan tetapi para petani tidak harus terpaku menanam jagung dalam masa berkebun tersebut, kalau memang sudah terbiasa menanam palawija yang lain pun bisa dilakukan.
dalam kesempatan tersebutpun perwakilan dari UPTD Pertanian Rengasdengklok, Asep Saepudin menyampaikan bahwa untuk tonase dari pupuk bersubsidi yang akan digulirkan kepada para petani Rengasdengklok adalah 548 ton pada masa tanam tahun 2008-2009 dengan luas lahan pertanian yang terdata dan sudah diajukan adalah 2026 hektar, adapun untuk harga eceran pupuk bersubsidi adalah Rp 1,200.
lebih lanjut Asep Saepudin menerangkan mengenai cara pemasaran pupuk bersubsidi sekarang ini berbeda seperti tahun lalu, pasalnya pola pemasaran sekarang ini menggunakan pasar tertutup dalam artian pupuk bersubsidi ini tidak bisa dijual bebas dipasaran karena untuk memperketat pendistribusiannya, adapun pola pasar tertutup tersebut adalah dengan mendistribusikan pupuk bersubsidi melalui kios-kios yang telah ditentukan dan pembeliannyapun berdasarkan kelompok-kelompk tani yang sudah ditentukan sebelumnya "dengan distribusi pasar tertutup ini diharapkan dalam musim tanam mendatang kebutuhan pupuk di Kecamatan Rengasdengklok bisa terpenuhi, karena pendistribusian pola tertutup ini membuat para oknum yang mau mencari keuntungan bisa dicegah" ujarnya. (aef)

Kades Aniaya Isterinya

KUTAWALUYA - Baru beberapa hari dilantik, Roza, Kepala Desa terpilih Kutakarya sudah membikin ulah dengan menganiyaya istrinya, Kusmini pada tanggal 29 September 2008 dengan meninggalkan bekas lebam di bagian mata sebelah kiri. akibat kekerasan yang di lakukan oleh Roza, Kusmini (red, korban) sempat melaporkannya ke Mapolsek Rengasdengklok seusai kejadian kekerasan tersebut, namun tidak lama selang beberapa hari Kusmini mencabut kembali laporan tersebut. ketika Pasundan Ekspres menunjungi rumah Kusmini untuk menelusuri tindak kekerasan yang dilakukan oleh suaminya tersebut, Kusmini tidak mau berkomentar hanya mengatakan bahwa permasalahannya telah diselesaikan secara kekeluargaan "saya sudah mencabut laporan kepada pihak polisi dan permasalahannya telah diselesaikan secara kekeluargaan, dan ini sudah merupakan hal yang biasa di keluarga kami" ujarnya dengan masih memperlihatkan lebam di mata kirinya ketika ditemui di rumahnya.
hal senada juga dijelaskan oleh Kapolsek Rengasdengklok AKP Muji Harja yang mengatakan bahwa tindak kekerasan dalam rumah tangga tersebut memang sempat dilaporkan ke pihak kepolisian pada tanggal 29 September 2008, namun pada tanggal 2 Oktober 2008 si pelapor yang merupakan korban kekerasan mencabut pelaporan yang akhirnya kasus tersebut di SP3 (surat pemberhentian penyelidikan perkara) "kami hanya menjalankan tugas sesuai dengan prosedur yang berlaku, jika pelaporan tersebut di cabut maka kami menghentikannya" terang AKP Muji Harja ketika ditemui di ruangan loby Mapolsek Rengasdengklok, Senin (6/10).
mengenai pelaku tindak kekerasan tersebut adalah Kepala Desa, Kapolsek mengatakan bahwa tidak ada bedanya antara kepala desa dan Sipil, ketika ada pelaporan tindakan pidana kami akan tangani tanpa membeda-bedakan" tegas Kapolsek.
diakui Kapolsek tindak kekerasan dalam keluarga yang dilaporkan tersebut memang benar terjadi, hanya saja kasus tersebut tidak bisa ditindak lanjuti karena sudah dicabut pelaporannya "itu memang murni kekerasan, akan tetapi ketika pelapor yang merupakan korban mencabut pelaporannya kami tidak bisa berbuat apa-apa" ulas Kapolsek. (aef)

Kerja Bakti Antisipasi Banjir

RENGASDENGKLOK - Dengan mulai datangnya musim hujan, Masyarakat yang bermukim di pinggiran bantara irigasi sudah mulai gelisah dengan ancaman banjir yang biasanya datang disetiap musim penghujan. di Desa Kertasari tepatnya di Dusun Krajan A warganya sudah mulai memperbaiki saluran air (selokan, red) sebagai antisipasi meluapnya air dari saluran tersebut, pasalnya sekarang ini saluran tersebut mengalami pendangkalan. kepada Pasundan Ekspres, Selasa (4/11) kepala Desa Kertasari, Apud Mahpudin menjelaskan perihal kegiatan kerja bakti warganya dalam memperbaiki saluran air di dalam pemukiman warga "sekarang ini sedang digalakan kerja bakti dalam memperbaiki saluran-saluran air, yang gunannya untuk memperlancar ke area pertanian dan antisipasi datangnya musim hujan, sebab di Desa Kertasari ini tepatnya di Dusun Krajan A kerap kali terrendam air" terang Apud Mahpudin.
dikatakan Kades Kertasari, bahwa sejauh ini penanganan pencegahan meluapnya air menjelang datangnya musim hujan hanya dilakukan dengan kegiatan-kegiatan pembenahan saluran irigasi "dikarnakan saluran tersebut mengalami pendangkalan, hujan sedikit saja menyebabkan kubangan air yang tidak teralirkan. dan hanya perbaikan-perbaikan alakadarnya yang dilakukan warga melalui kerja bakti" ungkap Kades.
sama halnya dengan Desa Kertasari, Desa Dewisaripun mengalami hal yang serupa. seperti yang terjadi di Dusun Bengle, area pertanian tersebut ketika musim hujan terancam terrendam air. dikatakan Kades Dewisari, M Aning Anwar Arifin kepada Pasundan Ekspres, indikasi naiknya permukaan air di Dusun Bengle adalah karena saluran-saluran air dibendung oleh warga, pasalnya sebelum musim hujan warga yang merupakan para petani di Dusun Bengle ini membendung saluran air dengan maksud untuk mengalirkannya ka sawahnya, akan tetapi dengan datangnya hujan yang menaikan debit air membuat bendungan-bendungan yang tidak dibongkar warga menjadi penyebab datangnya banjir, maka dari itu sekarang ini dengan kembali datangnya musim hujan kami melakukan kerja bakti untuk mengantisipasi kembali terendamnya area pesawahan "penyebab banjir di Dusun Bengle ini karena saluran air dibendung bekas para petani mengalirkan air ke sawah, sekarang ini kami sudah melakukan kerja bakti dalam memperlancar saluran air tersebut. dan mudah-mudahan musim hujan kali ini tidak mengundang banjir lagi" pungkasnya. (aef)

Kantor Desa Makmurjaya hancur oleh orang tidak dikenal

JAYAKERTA – Terjadinya pengrusakan kantor Desa Jayamakmur oleh sekelompok orang yang tidak dikenal pasca pemilihan kepala desa, ternyata merembet juga ke desa sebelelahnya Desa Makmurjaya yang pada saat masyarakat sedang melakukan shalat tarawih, kantor Desa Makmurjaya juga ada yang merusaknya, Selasa (2/9). Kerusakan yang terjadi di kantor desa Makmurjaya adalah akibat dari lemparan batu yang menghancurkan semua bagian kaca dan jendela kantor desa, bahkan selain pelaku melakukan pengrusakan juga menjarah satu unit mesin tik aset desa tersebut. Kepada Pasundan Ekspres, Rabu (3/9) Sekretaris Desa Makmurjaya, Agus Sahlan menjelaskan bahwa insiden pengrusakan kantor desa tersebut terjadi pada saat semua aparat desa dan masyarakat sedang melakukan sahalat tarawaih, menurut Agus, dirinya mendapatkan informasi kantor desa ada yang melempari dari warga yang melihat langsung pengrusakan kantor desa tersebut “ketika saya sedang shalat tarawih ada warga yang memberitahukan bahwa kantor desa ada yang melempari, dan memang pada saat itu semua aparat desa tidak ada di kantor desa karena sedang shalat tarawih” jelasnya ketika ditemui diruangannya.Mengenai kerusakan yang terjadi, Sekretaris Desa Makmurjaya menyebutkan kerusakan kantor desa akibat ulah oknum yang tidak bertanggungjawab itu “kerusakan akibat dari kejadian tersebut adalah hancurnya kaca dan jendela semua ruangan di kantor desa ini, dan lebih parahnya lagi satu unit mesin tik juga dijarahnya. Dan berdasarkan saksi yang melihat kejadian pengrusakan ini pelakunya tidak banyak sekitar satu sampai tiga orang” ujar Agus Sahlan.Mengenai kejadian pengrusakan kantor desa tersebut memang sampai saat ini belum diketahui motifnya, bahkan kalau disangkutpautkan dengan pemilihan kepala desa Agus Sahlan berguman bahwa pelaksanaan Pilkades di Makmurjaya ini cenderung tidak ada bintik-bintik konflik bahkan terbilang desa yang paling kondusif dalam melakukan pemilihan “saya juga masih heran, jika ini buntut dari kekecewaan para oknum pendukung calon kades yang kalah seperti di Jayamakmur tapi kenapa pada saat pelaksanaan pilkades terkesan sangat kondusif sekali, hal tersebut berdasarkan pengakuan dari aparat kemanan yang mengawal pelaksanaan Pilkades Makmurjaya yang mengakui pelaksanaan Pilkades Makmurjaya sangat aman” tutur Sekdes.Lebih lanjut Sekdes Agus Sahlan mengharapkan agar kejadian pengrusakan kantor desa ini bisa terungkap dan pelakunya bisa diamankan “saya berharap agar kejadian pengrusakan ini bisa secepatnya diungkap, dan pelakunya bisa diketahui agar bisa mempertanggungjawabkan atas perbuatannya” pungkasnya. (aef)

Setelah Sahur Oknum Warga Jayakerta Hancurkan Kantor Desa

AYAKERTA – Aksi pengrusakan pasca pemilihan kepala Jayamakmur kini terjadi lagi, kali ini yang jadi sasaran luapan kemarahan oknum masyarakat adalah kantor Desa Jayamakmur yang Senin (1/9) dini hari sekitar pukul 14.00 wib puluhan warga yang tidak dikenal memporak-porandakan kantor Desa dengan menghancurkan semua bagian kaca kantor Desa dan papan nama kantor Desa dengan cara dilempari. Berdasarkan informasi Sekretaris Desa Jayamakmur yang juga sebagai ketua panitia sebelas, Dadang Marhaenda mengatakan bahwa dirinya mendapatkan informasi bahwa kantor Desa dirusak oleh masa tidak dikenal selepas sahur “saya mendapatkan kabar bahwa kantor desa dirusak massa dengan cara dilempari sekepas sahur tadi pagi” ujarnya ketika ditemui Pasundan Ekspres di lokasi pengrusakan.Mengenai pengrusakan kantor desa ini merupakan buntut dari pemilihan kepala desa kemarin, Sabtu (30/8). Lebih lanjut Dadang mengatakan kejadian pengrusakan kantor desa ini merupakan rentetan dari pengrusakan yang dilakukan oknum masyarakat yang sudah dilakukan sebelumnya “ini merupakan buntut dari pemilihan kades kemarin, meskipun sampai saat ini kami belum mengetahui siapa yang melakukan aksi pengrusakan ini namun bisa dipastikan ini merupakan ulah oknum masyarakat yang kecewa terhadap hasil pemilihan kepala desa kemarin” tukas Dadang.Menanggapi tindakan anarkis yang dilakukan kelompok masa tidak dikenal ini Dadang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan tindakan kejahatan karena telah merusak fasilitas negara dan para pelaku pengrusakan tersebut tentunya akan berurusan dengan pihak yang berwajib” tambahnya.Hal senada juga diungkapkapkan oleh salah satu warga yang tidak mau menyebutkan identitasnya yang melihat langsung kerusakan yang terjadi di kantor desa, menurutnya bahwa kejadian tersebut sudah jelas siapa pelakunya, sebab sebelum terjadinya pengrusakan kantor desa juga sudah ada pengrusakan rumah warga disekitar tempat pemilihan suara yang pastinya pelakunya juga kemungkinan orang yang sama “ini sudah jelas merupakan luapan kekecewaan dari oknum pendukung yang tidak mau menerima hasil dari pemilihan yang digelar kemarin, dan saya rasa pelaku pengrusakan ini sama kelompoknya dengan pengrusakan rumah warga” ungkapnya sambil memperlihatkan raut muka penuh kekecewaan.Dengan melihat secara langsung lokasi pengrusakan di kantor desa, Kapolsek Rengasdengklok, AKP Muji Raharja mengatakan bahwa hal tersebut sudah merupakan tindakan pidana dan pihak kepolisian akan memburu kelompok pengrusakan tersebut berdasarkan para saksi yang melihat kejadian dan bukti-bukti yang ditemukan di lokasi pengrusakan “sejauh ini kami sedang memproses kasus pengrusakan kantor desa ini, dan dalam waktu dekat kami akan membekuk kelompok pelaku pengrusakan ini, sebab dengan dalih apapun ini merupakan tindakan pidana dengan merusak fasilitas negara” ujarnya kepada Pasundan Ekspres, Senin (1/9) ketika ditemui dilokasi kejadian. (aef)

Siswa MAN Masih Tetap Ngotot Agar Mastawa Diturunkan

BATUJAYA - Pasca aksi Demonstrasi Siswa-siswi MAN (Madrasah Aliyah Negeri) yang menuntut untuk diberhentikannya Kepala Sekolah (Drs Mastawa, red) karena diduga melakukan tindakan tidak bermoral terhadap salah satu staff Bendahara Jumat (31/10) aktifitas belajar mengajar di sekolahan tersebut kembali normal, hanya saja para siswa tersebut masih tetap menginginkan Drs Mastawa tidak lagi mengepalai di Sekolahan tersebut. kepada Pasundan Ekspres, Jumat (31/10) salah satu nara sumber yang tidak mau disebutkan identitasnya mengatakan bahwa kembali normalnya aktifitas belajar mengajar di MAN Batujaya ini karena memang tidak ada Kepala Sekolah (Drs Mastawa, red), hanya saja yang menjadi kekhawatiran kami adalah aksi Demonstrasi seperti kemarin terulang lagi apabila para Siswa tersebut melihat kepala sekolah masuk ke sekolahannya lagi "walaupun ancamannya pada Demo kemarin Siswa-siswi pada mogok belajar, alhamdulilah sekarang sudah mulai aktif lagi kegiatan belajar-mengajar di MAN ini, hanya saja kami masih khawatir sebab bintik-bintik kemarahan siswa masih terlihat" ungkapnya ketika dikompirmasi.
lebih lanjut dikataknnya bahwa, sekarangpun ada pengawas dari Departemen Agama yang mengunjungi sekolahan, mengetahui kedatangan Pengawas dari Depagpun para Siswa masih tetap mengajukan tuntutannya untuk meminta agar Kepala Sekolah diturunkan dari Jabatannya "tadi saja ada Pengawas datang ke Sekolahan ini para siswa mengusulkan tuntutannya seperti kemarin, dan tentunya hal tersebut menjadi kekhawatiran mencetusnya kejadian kemarin" tambahnya.
berdasarkan informasi yang didapat Pasundan Ekspres di Sekolahan tersebut, diketahui bahwa Drs Mastawa dari pagi tidak mendatangi Sekolahan yang mengakibatkan berjalan lancarnya kegiatan belajar mengajar disekolahan tersebut.
ngototnya Siswa-siswi MAN Batujaya memberhentikan Mastawa yang menjabat sebagai kepala sekolah karena dianggap telah memberikan citra buruk pada MAN Batujaya, hal tersebut dikemukakan oleh salah satu Siswi sekolahan tersebut. Milda salah satu Siswi kelas XII, mengungkapkan bahwa dirinya tidak mau dikepala sekolahi oleh orang yang telah mencemarkan nama MAN Batujaya, dan kami telah sepakat beserta teman-teman yang lain untuk menuntut agar Mastawa diturunkan dari Jabatan Kepala Sekolah "padahal dirinya sering mengajarkan kami tentang berprilaku terpuji, akan tetapi dirinya sendiri bermoral bejat, kami sudah bosan mendengar omongan masyarakat mengenai kepala sekolah MAN yang menyetubuhi isteri orang, dan hal tersebut sudah menjadi rahasian publik. kami tetap menuntut agar Mastawa diturunkan" tandasnya ketika ditemui Pasundan Ekspres. (aef)

Warga Beremuk Dengan Camat Perihal Pembangunan Desanya

BATUJAYA - Senin (17/11), puluhan warga Desa Segar Jaya Kecamatan Batujaya melakukan dialog terbuka dengan Camat Batu Jaya, Drs Dedi Ahdiyat di ruangan Aula Kecamatan Batujaya. dialog tersebut terlaksana atas keinginan para warga Desa Segar Jaya yang mempertanyakan program pembangunan di Desanya, pasalnya warga Desa Segar Jaya yang dominan mata pencaharian warganya adalah Petani dan Nelayan merasa pembangunan didesanya tersebut terkesan lambat.
diakui Camat Batujaya, Drs Dedi Ahdiyat, bahwa pemerintahan Kecamatan dan Pemerintahan Kabupaten Karawang masih mempunyai "PR" untuk melaksanakan pembangunan beberapa bidang di Desa Segar Jaya. seperti halnya insfratuktur jalan di Desa Segar Jaya sepanjang 4 km mengalami kondisi yang memprihatinkan, terlebih lagi insfratuktur jalan tersebut merupakan sarana vital dalam menunjang perekonomian warga setempat yang mata pencahariannya Petani dan Nelayan, sebab sarana jalan tersebut merupakan satu-satunya akses untuk menjual hasil tambaknya dan hasil melautnya, bahkan panen sekarangpun para Petani Padi di Desa tersebut mengalami kesulitan dalam menjual hasil panennya dikarnakan jalan di Desa tersebut kondisinya rusak parah "saya akui sarana penunjang perekonomian yaitu insfratuktur jalan di Desa Segar Jaya mengalami kerusakan yang sekarang ini menjadi penghambat aktivitas masyarakat" ujarnya ketika ditemui Pasundan Ekspres, Senin (17/11) seusai mengadakan dialog dengan warga Desa Segar Jaya.
diketahui bahwa letak Desa Segar Jaya berada di pesisir pantai yang membuat sarana insfratuktur jalan begitu penting dalam pertumbuhan ekonomi di Desa tersebut. salah satu pertimbangan akses jalan Desa Segar Jaya harus segera diperbaiki, lanjut Camat, ada hubungannya dengan bidang pendidikan di Desa tersebut, menindak lanjuti Program Bupati Karawang untuk menuntaskan Wajar (wajib belajar) 9 tahun di Desa Segar Jaya, saat ini telah ada sekolah satu atap yang letaknya diujung Desa tersebut, dan dengan rusaknya jalan tersebut merupakan salah satu penghambat dalam kelancaran kegiatan belajar mengajar di Desa tersebut,
maka dari itu, tambahnya, dalam kesempatan dialog terbuka dengan Warga Desa Segar Jaya ini, saya membeberkan rencana pembangunan Desa tersebut untuk kedepan yang kemungkinan informasi tersebut sangat dibutuhkan bagi mereka. selain itu warga Desa Segar Jaya juga mengungkapkan keluh kesahnya dalam dialog tersebut yang diantaranya warga Desa Segar Jaya membutuhkan pasokan air bersih untuk kebutuhannya, pasalnya mereka tinggal di pesisir pantai "dalam dialog tersebut kami berinteraksi dengan warga Segar Jaya mengenai pembangunan di Desa tersebut" pungkasnya. (aef)

Pengokohan Tanggul Antisipasi Jebol

BATUJAYA - Setiap di musim penghujan Kecamatan Batujaya dan sekitarnya merupakan langganan banjir yang merendam pemukiman warga, pesawahan dan tambak-tambak yang ada di daerah tersebut. antisipasi makin parahnya ancaman banjir pada musim penghujan saat ini sidah mulai dilirik oleh dinas-dinas terkait, seperti halnya pembangunan tanggul irigasi yang terletak di Kuta Ampel yang dibuatkan turab untuk memperkokoh tanggul tersebut yang beberapa tahun kebelakang kerap kali jebol ketika debit air diirigasi tersebut meningkat.
berdasarkan keterangan yang di dapat Pasundan Ekspres, Senin (17/11) bebrapa warga mengatakan bahwa tanggul yang kerap kali jebol tersebut tidak kuat meahan limpasan air dari irigasi dan luapan air dari Sungai Citarum yang menjadikan area pesawahan didaerah tersebut terendam air "sudah menjadi langganan dimusim penghujan jika tanggul tersebut jebol dan mengakibatkan banjir diarea pertanian" ujar Asdi (65) warga Desa Kuta Ampel ketika ditemui di lokasi pembangunan turab tanggul tersebut.
dikatakan Asdi (65), dengan dibangunkannya turab penguat tanggul sekarang ini, berarti menunjukan ada perhatian dari pemerintah untuk menaggulangi parahnya banjir yang melanda di daerah ini meskipun belum menyeluruh disepanjang tanggul yang membentang di Desa Kuta Ampel "pembangunan turab tanggul ini diharapkan bisa menahan luapan air yang setiap tahunnya merendam sawah-sawah di Kuta Ampel ini" tukasnya.
pentingnya pembangunan turab disepanjang irigasi ini, lanjut Asdi (65), merupakan insfratuktur yang sangat vital, pasalnya jika musim kemarau di daerah ini rentan sekali terjadi kekeringan di aera pesawahan, karena saluran irigasinya banyak mengalami kebocoran akibat jebolnya tanggul yang mengakibatkan air untuk pesawahan kurang didaerah hilir, begitu juga ketika musim penghujan, kalau tanggul tersebut kondisinya labil tentunya akan mudah sekali untuk jebol dan dampaknya menyebabkan terendamnya sawah-sawah didaerah ini "pastinya pengokohan tanggul ini benar-benar penting sekali untuk di daerah hilir seperti Kecamatan Bantujaya yang setiap perubahan musim pastinya masyarakatnya kesusahan" ungkapnya.
akan tetapi, tambahnya, dengan mulainya pembangunan turab tanggul irigasi ini memberikan harapan bagi kami untuk lebih menghindarkan terhadap bencana banjir dan kekeringan yang setiap tahunnya silih berganti "mudah-mudahan perhatian pemruntah ini bisa meringankan kesusahan Masyarakat Batujaya" pungkasnya. (aef)

Minggu, 16 November 2008

Yamaha Peduli Lingkungan

Lima Dealer Yamaha Karawang Semarakan Dusun Peserta Lomba

RENGASDENGKLOK - Minggu, (16/11) kesemarakan di 5 Dusun peserta lomba Kampungku Bersih di Kecamatan Rengasdengklok begitu terlihat, pasalnya setelah mereka melakukan kerja bakti membenahi lingkungannya yang dimulai pagi hari, warga tersebut juga disuguhi hiburan atraktif oleh kelima dealer Yamaha yang ada di Kabupaten Karawang yang diantaranya Dealer Arista Mitra Lestari Motor, Ramarayo Motor, Subur Plus Motor, Utama Mandiri Motor, dan Idaman Motor yang masing-masing menyuguhkan hiburan atraktif. besarnya minat warga dalam kegiatan tersebut membuktikan bahwa Yamaha merupakan salah satu bagian dari masyarakat, terlebih lagi event Kampungku Bersih tersebut mencerminkan bahwa lingkungan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjuang kehidupan masyarakat dalam segi sosial, kesehatan dan kelestarian.
Kepada Pasundan Ekspres, Minggu (16/11) Kepala Desa Kalangsari, Aan Hermanto, Sip mengungkapkan bahwa dirinya sangat beraspresiatif menyambut event yang diselenggarakan oleh Yamaha dan Hu Pasundan Ekspres tersebut, menurutnya dirinya akan selalu memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada Instansi atau Perusahaan yang akan menyelenggarakan event yang membantu masyarakat dan berdampak positif, terlebih lagi kegiatan sekarang ini dirasakan tepat sekali seiring dengan datangnya musim hujan, terlihat dengan diikut sertakannya Dusun Tarik Kolot dalam perlombaan bisa menumbuhkan motivasi terhadap warga untuk membenahi serta membersihkan lingkungan sekitarnya "saya mendukung sepenuhnya dan tentunya berpartisipasi dalam event perlombaan Kampungku Bersih ini" cetusnya ketika ditemui disela-sela hiburan yang diselenggarakan oleh salah satu dealer Yamaha di Dusun Tarik Kolot.
dikatakan Aan Hermanto, Sip, selain ada dampak terhadap perubahan lingkungan yang sangat asri, kegiatan yang diselenggarakan oleh dealer Yamaha pun begitu bermanfaat bagi warga sekitarnya, pasalnya selain warga disuguhi hiburan, warga yang mempunyai sepeda motor jenis Yamaha pun bisa melakukan servis geratis yang disediakan oleh Dealer Yamaha "kalau kegiatannya seperti ini, berdampak positif dan membatu masyarakat saya akan dukung sepenuhnya dan kalau bisa event seperti ini bisa diadakan secara rutin" ujar Kades Kalangsari.
berdasarkan pantauan Pasundan Ekspres, Minggu (16/11) di lima Dusun peserta lomba Kampungku Bersih, Dealer Yamaha memberikan hiburan yang beraneka ragam, seperti hiburan musik dangdut, game atraktif yang menawarkan berbagai macam hadiah, servis geratis dengan melibatkan khalayak ramai. (aef)

Warga sarakan ajukan hunian baru

Warga Sarakan Ajukan Hunian Baru
TIRTAJAYA - Lokasi pemukuman warga Dusun Sarakan RT 16/06 Desa Tambaksari yang dilanda banjir air laut pasang ditinjau oleh Camat Tirtajaya beserta jajarannya, Sabtu (15/11). tinjauan tersebut dimaksudkan untuk melihat secara langsung kondisi Dusun yang kerap kali dilanda banjir karena air laut sedang pasang.
Sejak Rabu (12/11) siang pukul 09.00-11.00 WIB sekitar 44 KK (Kepala Keluarga) atau 220 jiwa usik warga setempat direndam air laut setinggi 40-60 cm. Sedangkan 4 rumah warga setempat rusak berat. Kepada camat, warga setempat meminta supaya mereka dipindahkan ke lokasi aman jauh dari lepas pantai. Dalam bahasa kelautan, air laut pasang ini dinamakan 'rob', dan rob kali ini diprediksikan terjadi akibat global warming (pemanasan global) yang mengakibatkan dorongan air laut, gelombang laut dari jarak jauh dan badai yang sering terjadi di laut.
Seperti dikatakan Sugeng, sebelumnya abrasi pantai Sarakan belum separah ini, pada tahun 2006 saja, hamparan pasir pantai masih membentang luas sekitar 200 meter dari kondisi sekarang. "Tapi setelah melihat abrasi yang parah seperti ini, kita memilih pindah dibanding harus tetap tinggal diam. Kami tidak keberatan pindah, yang penting lokasi pemukiman baru bagi kami dekat dengan sungai, karena mayoritas warga Dusun Sarakan adalah nelayan," ujarnya.
Dihadapan warga tersebut, Camat Wawan mengatakan, dia akan ajukan permintaan warganya itu pada Bupati Karawang Drs. Dadang S. Muchtar. Relokasi pemukiman baru yang akan jadi tempat hunian baru warga Sarakan adalah area pertambakan setempat yang tidak jauh dari pesisir pantai. "Kita coba ajukan ke bupati, karena pada tahun 2006 sekitar 82 rumah warga Sarakan pernah dibantu untuk mengungsi dari bibir pantai yang abrasi. Namun, yang pindah cuma setengahnya, alasannya karena relokasi rumah saat itu terbatas akhirnya sebagian warga masih dipantai sampai sekarang," jelasnya.
Warga setempat, Karmin (32) mengatakan, dirinya sudah beberapa hari tidak melaut mencari ikan sejak air laut pasang, karena dia khawatir pada keluarganya. Dia pun takut jika rumahnya ambruk direndam banjir. "Tuh, rumah itu saja sudah doyong mau ambruk, makanya saya tidak melaut, karena saya harus menjaga keluarga dari musibah ini," katanya sambil menunjukan satu rumah yang doyong.
Selain pemukiman di Dusun Sarakan, sekitar 90 rumah di Dusun Tambaksari II dan 50 hektar tambak ikan bandeng terendam. Di area tambak, tanggul-tanggul sungai tampak jebol, ini disebabkan air limpas. Kata Kepala Desa Tambaksari, Arum Saepulloh, tanggul sungai itu harus diturab, karena kalau tidak dibangun maka air akan limpas dan turun ke pertambakan. "Sepanjang 2 km kiri-kanan tanggul sungai harus diturab untuk menahan limpasan air," ungkapnya. (aef)